8 Maret 2013

Keripik Biji Karet Ciptaan Lima Sekawan IPB


Ilustrasi biji karet : cybex.deptan.go.id
Ilustrasi biji karet 
JAKARTA - Getah pohon karet merupakan komoditas utama yang menjadi incaran pihak industri. Nasib berbeda terjadi pada biji karet. Bagian pohon karet yang satu ini hanya kerap dimanfaatkan sebagai mainan anak. Walaupun sebagian warga desa memanfaatkan biji karet sebagai bahan baku pembuatan tempe.
Padahal, biji karet memiliki kandungan protein yang cukup banyak, yakni 23 persen. Selain itu, biji karet juga mengandung asam amino esensial yang berguna untuk tubuh. Melihat peluang bisnis tersebut, lima mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) menciptakan kreasi kuliner baru dari biji karet.



Adalah Ahmad Mupahir, Dede Permana, Ratih Kemala Dewi, Jun Harbi, dan Pipin Urip Kurniasih yang tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian (PKMP). “Biji karet juga dapat dimanfaatkan sebagai kudapan sehat dan bergizi. Biji karet dapat dijadikan keripik,” ujar Ahmad, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Okezone, Jumat (1/3/2013).

Alasan lima sekawan ini memilih keripik sebagai inovasi produk cukup sederhana. Mereka menyadari keripik merupakan makanan ringan khas Indonesia dan disukai berbagai kalangan.

Namun selama ini keripik hanya menggunakan bahan-bahan umum yang sudah biasa, yakni singkong atau pisang. “Kami memilih biji karet sebagai terobosan baru dan dalam rangka memanfaatkan hasil alam yang dianggap limbah,” paparnya.

Ahmad menyebut, proses pembuatan keripik biji karet terbilang sederhana. Pertama, biji karet yang putih dibersihkan sampai getahnya hilang dan selanjutnya direndam untuk menghilangkan kandungan racun di dalamnya.

"Selanjutnya selama 30 menit direbus supaya steril, lalu dihancurkan dengan mesin penggiling. Adonan diberi bumbu, dipipihkan dalam bentuk lembaran, potong dalam bentuk keripik. Kemudian goreng menggunakan minyak goreng dan diberi penyedap rasa serta dikemas. Keripik pun siap dipasarkan," urai Ahmad.

Dia berharap, melalui inovasi di bidang kuliner tersebut dapat menuntaskan berbagai permasalahan gizi buruk yang melanda sejumlah warga. “Kami berharap inovasi ini bisa diaplikasikan warga untuk membantu masalah kemiskinan dan gizi buruk,” tandasnya.

SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar